youtube ecommerce

YouTube telah mengembangkan fitur belanja yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung dari video yang mereka tonton. Fitur ini memungkinkan pembuat konten untuk menautkan produk ke video mereka, dan pengguna dapat melihat produk yang dijual dan membelinya secara langsung melalui YouTube. 

Ini menandai pergeseran menuju model bisnis yang lebih terintegrasi, di mana YouTube sebagai platform konten juga menjadi platform belanja. Perubahan ini dapat memberikan peluang baru bagi para pembuat konten untuk mendapatkan penghasilan tambahan melalui afiliasi atau penjualan langsung produk. Bagaimana kelanjutan dari isu tentang YouTube yang akan berubah menjadi ecommerce?

Fenomena Social Media Berubah Jadi Ecommerce

Fenomena perubahan dari platform media sosial menjadi platform e-commerce adalah tren yang cukup signifikan dan berdampak besar dalam dunia digital. 

Banyak platform media sosial, seperti Instagram dan Facebook, telah mengadopsi fitur “shoppable posts” di mana bisnis dapat menautkan produk langsung ke postingan mereka. 

Pengguna dapat melihat produk dan membelinya tanpa harus meninggalkan platform tersebut. Hal ini menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih mulus.

Beberapa media sosial juga telah mengembangkan fitur “marketplace” di mana pengguna dapat menjual produk mereka sendiri. 

Misalnya, Facebook Marketplace memungkinkan pengguna untuk memasang produk bekas atau baru yang dapat dibeli oleh orang lain di komunitas mereka.

Banyak influencer di media sosial telah memanfaatkan platform ini sebagai sarana untuk mempromosikan produk dan berkolaborasi dengan merek. 

Mereka dapat memanfaatkan audiens mereka untuk menghasilkan penjualan produk dan mendapatkan komisi dari penjualan tersebut.

Beberapa platform media sosial, seperti TikTok, telah memperkenalkan fitur live shopping di mana pengguna dapat menyaksikan siaran langsung oleh pembuat konten atau influencer dan membeli produk yang mereka tunjukkan saat siaran langsung tersebut.

Beberapa aplikasi khusus telah muncul yang menggabungkan fitur media sosial dengan e-commerce. 

Contoh termasuk aplikasi seperti Pinduoduo di Tiongkok yang memungkinkan pengguna untuk berbelanja bersama teman-teman mereka secara online.

Perubahan ini menciptakan peluang baru bagi bisnis untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka secara lebih langsung, dan juga memungkinkan para pengguna untuk menjalankan bisnis online dengan lebih efisien. 

Youtube akan Berhadapan dengan Tiktok

YouTube dan TikTok memang memiliki fokus yang sedikit berbeda, namun keduanya menghadirkan pengalaman konten yang sangat interaktif. 

YouTube telah memperkenalkan beberapa fitur belanja dalam video mereka, sedangkan TikTok, terutama di beberapa pasar, juga telah mulai mengeksplorasi opsi belanja yang terintegrasi.

Namun demikian, persaingan antara YouTube dan TikTok dalam ruang e-commerce bisa jadi terjadi karena keduanya adalah platform yang besar dengan basis pengguna yang kuat. 

TikTok, dengan fokus pada video pendek dan daya tarik generasi muda, telah menciptakan pengalaman yang sangat unik, sementara YouTube memiliki beragam konten yang lebih panjang, tutorial, ulasan produk, dan banyak lagi.

Apabila YouTube meningkatkan fokusnya pada aspek e-commerce dan berbelanja, hal ini bisa membuatnya bersaing langsung dengan TikTok, terutama karena pengguna akan memiliki lebih banyak opsi untuk menemukan, menonton, dan membeli produk langsung dari platform tersebut. 

TikTok sendiri telah mulai menggabungkan fitur belanja ke dalam aplikasinya.

TikTok memiliki keunggulan dalam daya tarik yang kuat terhadap generasi muda dan dalam memanfaatkan tren konten singkat dan viral, sedangkan YouTube memiliki kelebihan dalam keragaman konten yang lebih panjang dan beragam, yang mencakup berbagai topik dan jenis konten. 

Jadi, sementara keduanya dapat saling bersaing dalam ruang e-commerce, tetapi keberhasilan dalam hal ini juga akan tergantung pada bagaimana mereka mengadaptasi strategi e-commerce dan merespons kebutuhan serta preferensi pengguna mereka.

Ke depannya, kompetisi antara YouTube dan TikTok di ruang e-commerce bisa menjadi menarik karena keduanya memiliki cakupan pengguna yang besar dan beragam. 

Bagaimanapun, inovasi, respons terhadap tren konsumen, serta kesesuaian platform dengan kebutuhan pengguna akan menjadi kunci dalam menentukan siapa yang unggul dalam persaingan e-commerce ini.

Perlu Izin Keminfo Terpisah

Di beberapa negara, platform e-commerce perlu memperoleh izin atau sertifikasi dari lembaga pemerintah terkait, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Indonesia.

YouTube, sebagai platform video, telah memperkenalkan fitur belanja yang memungkinkan pembuat konten untuk menautkan produk langsung ke video mereka. 

Di Indonesia jika transaksi yang terjadi di dalam platform tersebut dianggap sebagai aktivitas e-commerce, jelas diperlukan izin atau persetujuan dari pihak berwenang.

Apabila YouTube berencana untuk beroperasi secara aktif dalam ruang e-commerce, mereka harus mematuhi peraturan dan bermitra dengan badan pemerintah yang relevan untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap regulasi yang berlaku.

Seperti yang tertuang dalam Permendag 31 Tahun 2023 telah mengeluarkan aturan baru yang mengklasifikasikan platform menjadi tiga kategori, yakni media sosial, social commerce, dan e-commerce. 

Tiktok Shop sebelumnya tergolong dalam kategori social commerce. Namun, aturan ini membatasi platform media sosial untuk hanya melakukan promosi bisnis dan tidak memungkinkan pembayaran dalam platform tersebut.

Pemerintah menekankan pentingnya penyesuaian bagi platform yang ingin beralih menjadi e-commerce. Semua platform diharapkan untuk mematuhi standar yang ada.

Menurut laporan, Tiktok dan Youtube akan memperoleh lisensi sebagai platform e-commerce. 

Reuters mengindikasikan bahwa Tiktok sedang dalam tahap diskusi untuk bekerja sama dengan pelaku e-commerce lokal, termasuk Tokopedia, sambil menunggu pengembangan aplikasi Tiktok Shop secara terpisah.

Sementara itu, sumber-sumber menyatakan bahwa Youtube juga memiliki rencana serupa. Meskipun layanan belanja telah dijalankan oleh Youtube di Amerika Serikat, juru bicara Youtube enggan mengomentari hal ini.

Pola Belanja Online Masyarakat Berubah

Pola belanja online masyarakat telah mengalami evolusi yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. 

Beberapa perubahan yang terlihat dalam pola belanja online termasuk:

  • Peningkatan Penggunaan Aplikasi Perbelanjaan
  • Peningkatan Belanja Melalui Perangkat Seluler
  • Peningkatan Belanja Berdasarkan Rekomendasi
  • Eksplorasi Pembelian Melalui Media Sosial
  • Peningkatan Kesadaran akan Keamanan dan Privasi
  • Perubahan dalam Preferensi Pembayaran
  • Penggunaan Teknologi AR dan VR

Pola belanja online terus berubah seiring berjalannya waktu. Terobosan teknologi, respons terhadap tren konsumen, dan perubahan dalam perilaku konsumen merupakan faktor utama yang memengaruhi evolusi pola belanja online. 

Hal ini juga memengaruhi bagaimana platform e-commerce dan pengecer beradaptasi dan menghadirkan layanan yang lebih baik kepada konsumen mereka.

Respon Pasar Indonesia

Indonesia telah menunjukkan respons yang positif terhadap integrasi e-commerce di platform YouTube. 

Beberapa faktor yang menjadi alasan respons pasar Indonesia terhadap e-commerce di YouTube meliputi:

  1. Potensi Pasar yang Besar

Indonesia mempunyai salah satu jumlah pengguna internet terbesar di dunia, dengan sebagian besar aktif menggunakan platform YouTube.

Dengan integrasi e-commerce di YouTube, para pengguna dapat langsung melihat dan membeli produk yang mereka lihat di video.

  1. Kemitraan dan Kolaborasi

Banyak merek dan perusahaan di Indonesia telah melihat peluang untuk memanfaatkan platform YouTube sebagai media untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan penjualan produk mereka. 

Banyak merek yang menjalin kemitraan dengan pembuat konten untuk memasarkan produk mereka melalui video di YouTube.

  1. Perubahan Perilaku Konsumen

Konsumen di Indonesia semakin terbiasa dengan berbelanja online. Kombinasi video konten yang menarik dengan fitur belanja langsung di YouTube memungkinkan konsumen untuk memiliki pengalaman belanja yang lebih interaktif dan langsung dari platform tersebut.

  1. Peningkatan Aksesibilitas

Integrasi e-commerce di YouTube memudahkan konsumen untuk langsung melihat dan membeli produk yang direkomendasikan atau ditampilkan dalam video, tanpa harus meninggalkan platform YouTube.

  1. Dorongan Inovasi di Pasar

Respons positif terhadap inovasi dan evolusi dalam teknologi e-commerce menjadi dorongan bagi perusahaan untuk terus berinovasi dan menyediakan pengalaman belanja yang lebih baik.

YouTube, dengan peranannya sebagai platform video terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk menjadi platform e-commerce yang signifikan. 

Kemampuan untuk mengonversi pengguna dari pemirsa video menjadi pembeli produk langsung di platform adalah tren yang menarik dan potensial. 

Sementara demikian, perubahan ini perlu terus diikuti dan dianalisis dengan cermat untuk memahami bagaimana pasar Indonesia merespons perubahan ini seiring berjalannya waktu.